Berinteraksi dengan Orang Berkekurangan? Perhatikan Ini !


Agak bingung mau bikin judul apa, karena artikel ini didedikasikan untuk beberapa orang yang "kurang beruntung" karena punya keistimewaan (atau kalian sering bilang, kekurangan) di penampilan fisiknya.

Artikel ini bahkan mau saya masukkan ke kategori celotehku alias curhatan ngalor ngidul saya, tapi tentunya saya tulis dengan penuh tanggung jawab dan pertimbangan. 

Saya teringat kemarin habis nonton salah satu tayangan di Netflix, ada perempuan bertanya ke teman pria yang baru dia kenal yang punya kekurangan di kakinya (agak pincang, maaf). Kurang lebih seperti ini dialognya :

cewek : sorry, if you don't mind, may i ask you what happen with your leg?

Saya, sebagai orang yang punya kekurangan fisik juga, rasanya merasa senang sekaligus tenang ketika mendengar dialog itu. Dialog tersebut jujur saja jarang sekali saya dengar dari orang-orang yang pernah berinteraksi dengan saya selama kurang lebih 30 tahun saya hidup. Saya sempat mikir, apakah di Indonesia ini orang-orangnya memang cenderung to the point dan terlalu senang basa basi, ya? Sehingga saya sering merasa orang-orang jarang memikirkan terlebih dahulu sebelum bertanya soal hal sensitif seperti itu,  

Saya cuma mau bilang : kalau kepo banget, mendingan tanya baik-baik dan tanya dengan sopan. Tapi kalau gak kepo-kepo banget, lebih baik diam dan gak bertanya. Dan tentu kalian tahu tipe orang mana yang lebih saya sukai untuk berinteraksi.


Tips Ketika Berinteraksi Dengan Orang Yang Punya Kekurangan

1. Jika Ingin Tahu, Tanya dengan Sopan

Saya gak nyangka kalau harus ngajarin kesopanan sama orang dewasa lewat tulisan ini. Saya cuma mau bilang, dari seluruh rentang usia, justru orang dengan usia dewasa lah yang paling sering nanya kekurangan fisik dengan tidak sopan ke saya atau sekedar menatap dengan tatapan yang bikin risih. Maksudnya gak sopan di sini adalah bertanya dengan ceplas ceplos dan dengan cara yang tidak mengenakan hati. Misalnya "eh itu kamu (sisipkan objek yang ada kekurangan) kenapa?" atau se-sepele ngeliatin dengan tatapan aneh atau iba (sering kali ini lebih annoying daripada pertanyaan). 

Saya berharap, orang-orang kalau mau nanya kekurangan fisik orang, cobalah tanya dengan awalan "maaf" atau "saya ingin tanya sesuatu mengenai diri kamu, boleh ga? tapi takutnya kamu tersinggung" atau "aku ingin tanya tapi maaf banget kalau gak sopan" atau kayak gimana kek yang sekiranya gak akan menyakiti.

2. Jangan Menatap Atau Berekspresi dengan Cara Yang Gak Enak

Seperti yang tadi saya sebutkan di awal, jangan pernah deh melihat dengan ekspresi serta gesture yang gak sopan dan terkesan gak menghormati. Apalagi kalau udah saling tatap. Percaya deh, gak ada yang suka ditatap seperti itu. Terkadang kalau saya di posisi tersebut, saya cuma bisa menghela nafas dan kadang pengen marah juga, tapi saya gak bisa apa-apa juga pada akhirnya. Pernah juga saya dilihatin sama anak kecil dan anak kecil itu bisik-bisik sama temannya, akhirnya saya hampiri anak itu dan saya bilang "kenapa? kamu lihatin apa?" trus habis itu anaknya cuma cengar cengir. 

Saya pengen juga bisa melakukan hal itu sama orang dewasa (yang sering banget ngasih tatapan aneh) tapi rasanya bakal awkward banget dan saya biasanya gak berani juga sih ujung-ujungnya soalnya udah keburu pengen pergi dan menghindar haha..

3. Jika Mau Bertanya, Jangan Di Depan Banyak Orang Atau Tempat Umum

Ditanya hal soal kekurangan oleh 1 orang saja sudah cukup menyebalkan, apalagi jika harus ditanya di tempat umum dan berpotensi dapat perhatian dari banyak orang. Tolong lah, sebisa mungkin hargai dan hormati kita jangan sampai bikin kita malu. Mungkin ga semua orang paham kondisi seperti ini, tapi saya harap orang-orang (terutama orang dewasa) bisa lebih paham dan mengerti, ya..

4. Gak Usah Kelamaan Ngeliatin Terus, Bikin Risih !

Ini masih nyambung sih dengan point nomor 1. Intinya jangan bikin kami merasa risih dan makin gak percaya diri. Kita bisa berkumpul dan bersosialisasi serta hadir di tempat umum saja terkadang harus mengorbankan rasa malu dan minder kita, tapi kalau di tempat umum harus bertemu dengan orang-orang yang kurang menghargai seperti ini, tentu terkadang ada rasa malas untuk hadir di tempat umum lagi.


Bukan apa-apa, memang bisa dimengerti sih kalau orang Indonesia itu selain orangnya ramah-ramah dan ekspresif banget, tapi juga kepo abis. Gak usah soal hal sensitif seperti ini deh, perihal status kawin, gaji, hingga postur tubuh aja pasti gak pernah luput dari komentar orang. Hanya saja, sesekali kamu harus paham kalau pertanyaan tersebut sangat menjengkelkan kalau diterima hampir SETIAP HARI dari orang-orang yang berbeda. That's Super Annoying!

Saya harap sih makin banyak yang baca artikel ini, makin banyak juga toleransi dengan sesama manusia bagaimanapun kondisinya.

Pernah saya curhat soal hal ini di sosmed, lalu teman saya bilang : makanya lu harus pede.

Hmm maaf deh, sepertinya gak semudah itu untuk bisa percaya diri, apalagi dihantam terus-terusan sama lingkungan yang gak suportif. Kalau kamu ada di posisi Saya, pasti bisa paham. Saya pun tentunya berharap bisa terus punya rasa percaya diri supaya bisa tetap "hidup" dan bersosialisasi. 

Mungkin beberapa dari kalian akan mengira bahwa kita sudah terbiasa dengan pengalaman ini, namun bagi saya pribadi, walaupun hal ini akan terus ada sampai saya tiada (hopefully, jangan sampe) namun rasanya belum pernah saya mengucapkan ke diri saya "ah, saya tidak apa-apa kok, sudah biasa". 

Tapi, saya juga pengen bilang kalau saya berterimakasih banget sama orang-orang yang selama ini care dan baik sama saya dan menganggap saya orang normal. Saya cuma bisa merasa tenang kalau orang-orang di sekitar menganggap saya biasa saja. Tapi mau tidak mau saya harus bisa menerima kalau ada orang yang bertanya atau bersikap yang tidak mengenakkan soal kekurangan saya.


Mungkin ini ada beberapa bacaan untuk dijadikan referensi :

https://www.halodoc.com/artikel/berinteraksi-dengan-difabel-ketahui-tutur-dan-gesture-ini

https://difabel.tempo.co/read/1271153/perhatikan-tutur-dan-gesture-saat-berinteraksi-dengan-difabel


Tidak ada komentar